Torpedo sendiri dapat diluncurkan dari kapal selam, kapal atas air, maupun dari helicopter sebagai salah satu bentuk dari perang terhadap kapal selam
(ASW: Anti Submarine Warfare).
Bagaimana Sistem Propulsi Torpedo
Torpedo pada dasarnya adalah sebuah rudal berpandu (guided missile) yang “terbang” di dalam air. Untuk itu torpedo mempunyai sistem pendorong/propulsi, sistem pemandu dan sistem peledak sendiri. Torpedo dapat melaju hingga beberapa mil laut untuk mencapai targetnya sehingga mereka memerlukan sistem pendorong yang cukup untuk mencapai sasaran tersebut.
Tidak seperti rudal yang digerakkan dengan memakai rocket atau mesin jet, torpedo umumnya memakai salah satu teknik propulsi dibawah ini:
1. Propulsi dengan battery dan motor listrik, sistem ini mirip dengan sistem propulsi kapal selam konvensional (kapal selam diesel-electric) pada saat mereka berada dibawah air.
2. Mesin dengan bahan bakar khusus, dimana tidak seperti pada umumnya mesin mobil atau jet yang mengambil udara disekitarnya untuk oksidizer yang dibakar bersama bahan bakarnya. Torpedo tidak bisa melakukan hal itu, sehingga mereka memerlukan bahan bakar tanpa oksigen sebagai oxidizernya, atau mereka dirancang untuk membawa oxidizer sendiri di dalamnya. Bahan bakar ini sering disebut sebagai “otto fuel” yang mana bahan bakar ini memiliki campuran oxidizer sendiri. Hidrogen peroksida adalah salah satunya, dia tidak memerlukan oxidizer. Bahan bakar seperti ini jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan bahan bakar yang mengandung oxidizer seperti ini mudah meledak dan memiliki berat lebih dari bahan bakar umumnya.
Bagaimana Torpedo bisa Merusak Kapal Sasaran
Secara umum, kebanyakan dari torpedo dirancang untuk meledak pada jarak yang sangat dekat dengan kapal sasaran. Efek dari ledakan tersebut akan membentuk sebuah ruang udara kosong didalam air yang disebut “void”, akibat tekanan udara dari void tersebut akan menyebabkan kerusakan struktur lambung kapal, kerusakan tersebut akan semakin diperparah dengan beban dari struktur lambung kapal itu sendiri. Dengan kata lain, ledakan torpedo menghasilkan gelembung udara yang sangat besar dibawah kapal, sehingga memberikan beban tekanan atau mengangkat sebagian dari lambung kapal, efek dari beban tekanan ke lambung secara local tersebut yang akan merusak kapal.
Torpedo sendiri telah disetting untuk meledak pada jangkauan jarak dan kedalaman tertentu, yang idealnya pada bagian tengah kapal (midship). Ledakan akan mengangkat kapal pada titik ini, kemudian lambung kapal akan “dijatuhkan” karena pecahnya void tadi. Jadi sebetulnya torpedo tidak benar-benar memukul lambung kapal sasaran, karena torpedo meledak dibawah kapal.
Void tersebut sebetulnya adalah gelembung udara yang berisi uap air dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga mampu mengangkat kapal dan menjatuhkannya lagi, dimana pada saat yang sama efek ledakan tersebut juga menghantam lambung kapal.
Berikut ini adalah foto-foto bagaimana torpedo bisa membagi sebuah lambung fregat menjadi dua bagian besar, dalam sebuah latihan.